Redbus Edition: Mencoba Efisiensi Semarang-Cilacap

Sebenarnya udah ngebet mencoba dari awal Efisiensi membuka trayek Cilacap-Semarang pp, namun ada saja hal yang membuat rencana ini tertunda. Tapi yang namanya rejeki tidak boleh ditolak, entah angin apa tetiba ada email dari Redbus yang berisi kode promo. Seketika jari-jari ini langsung membuka aplikasi bus merah tersebut, dan kode promo pun sudah berubah menjadi e-tiket.

Sabtu sore di pertengahan November 2019, di kawasan Sukun Semarang sudah terparkir seekor Jetbus 3 dengan chasis Hino RK8. Setelah menukar e-tiket dengan tiket fisik seperti struk minimarket bergegas kumasuki kabin karya Adi Putro tersebut untuk ngadem. Masih sepi, baru terisi beberapa penumpang dari total sekitar 43 seat buatan Alldila yang tersisa.

Efisiensi stand by agen Sukun (pic by FB Adi Laksana)

Pukul 16.30 akhirnya bis beregistrasi AA 1685 ED ini angkat jangkar dan crew pun membagikan air mineral botolan sebagai service dari armada ini. Pembawaan driver terasa biasa, pelan-pelan saja. Akupun tidak terlalu berharap bis ini akan ngejoss dikarenakan selama beberapa kali naik Efi seringnya dapat yang agak lemot.

Memasuki Bawen, antrian kendaraan menghadang karena bertepatan dengan jam pulang kerja pabrik-pabrik disana. Ada beberapa kendaraan buka jalur dengan dikawal Polisi.

Pukul 17.30, memasuki terminal Bawen untuk menambah jumlah penumpang. Meski tidak penuh, namun lumayan juga okupansi penumpang sore ini.

Ketika menapak jalan lingkar Ambarawa tiba-tiba dalam hitungan detik speedometer nangkring di angka 80. Wahh gak salah nih? Semoga konsisten dah kecepatannya.

Memasuki kawasan Jambu terlihat antrian kendaraan didepan, sudah pasti ini macet lagi akibat pembetonan. Hanya bisa merayap pelan-pelan, dan lepas Kopi Eva gas dibejek lagi agar tidak terlalu kemalaman sampai Cilacap.

Antri akibat macet

Melintas depan Terminal Tidar Magelang pukul 18.45 hanya ada kontrol untuk mengecek jumlah penumpang, dan lanjut mengarah ke Purworejo via Salaman. Di jalur yang relatif sempit ini masih sempat mosak-masik. Joss pokoknya.

Oh iya jika kita naik Efi line Jogja selama perjalanan kita akan diputarkan tayangan lewat “Efisiensi TV” dengan berbagai macam acaranya, namun kali ini berbeda. Selama perjalanan TV dimatikan, dan hiburannya hanya musik yang disetel dari head unit di depan. Namun bagiku ini tak masalah karena musik yang diputarkan lumayan lengkap. Mulai pop, dangdut hingga tembang kenangan ada semua.

Lanjutttt… memasuki kawasan Salaman, bis dipinggirkan di sebuah rest area, Sekar Pajang namanya. Kondektur bersiaran yang mau makan, ke toilet atau sholat diberi waktu 20 menit. Iseng tanya kira-kira sampai Cilacap jam berapa, dan dijawabnya mungkin sekitar jam 12 an. Waduhhh… semakin galau, takut gak terkejar Riyan angkatan pertama dari Cilacap. Hal ini juga akhirnya yang membuatku memesan tiket Riyan angkatan kedua yang tentunya pakai kode sakti dari Redbus lagi, sambil berdoa semoga sampe Cilacap bisa lebih cepat dan aku bisa pindah ke Riyan angkatan pertama biar gak kelamaan mbambung di terminal.

Istirahat sejenak

Jam 19.45 Hino RK8 yang baru berumur setahun ini melanjutkan perjalanannya menuju Cilacap. Lepas Salaman dipacu kalem saja di jalan yang sepi ini hingga memasuki Purworejo pukul 20.30. Berharap akan dilewatkan jalur pantai selatan, namun ternyata tetap lewat jalur utama. Disini mulai kres dengan pelari Jatim an, seperti Sugeng Rahayu dan Eka.

Lepas Kutoarjo kembali berlari-lari kecil

Dan tak terasa pukul 21.30 memasuki rest area milik Efisiensi. Suasana rest area malam ini terasa sepi, hanya bis ku saja yang terparkir disana. 10 menit kemudian kembali melanjutkan perjalanan. Melewati lingkar Kebumen, dan tak lama bertemu macet lagi akibat pembetonan jalan.

Suasana rest area Kebumen

Disini jurus ala bis-bis Muriaan diterapkan demi memangkas waktu, buka jalur paling kanan, kemudian ndusel ke kiri lagi. Hehehe…

Buka jalur ditengah kemacetan

Depan Pasar Gombong, 22.00, penumpang mulai turun.

Sumpiuh, lewat jalan lingkar yang gelap.

Lepas jalinsum ini kejar-kejaran dengan rombongan parwis Sumber Jaya, hingga pertigaan Buntu Efi pun berhenti karena ada penumpang turun.

Disini ada penumpang yang kebablasan, niatnya pengen turun di rest area Kebumen ternyata dia ketiduran. Padahal tadinya mas kondektur sudah memberitahu, tapi mungkin dia tidak mendengar. Akhirnya oleh crew disuruh menyeberang mencari bis bumel arah Jogja.

Di sebuah SPBU rombongan Sumber Jaya tadi kembali terlihat, namun tidak semuanya. Ada beberapa yang bablas. Ketika Efi mencoba mendahului, ternyata salah satu bis tersebut malah tancap gas. Alhasil jalur antara Buntu-Sampang ini serasa sirkuit pribadi. Untunglah driver Sumber Jaya tersebut sangat sportif, dengan kecepatan tinggi dia benar-benar mengawal Efi dibelakangnya, permainan lampu seinnya juga benar-benar apik. Hal ini membuat driver ku mematikan lampu utamanya sebagai tanda jika dia mengikuti dan tidak akan menyalipnya. Akhirnya kita berpisah di pertigaan Sampang, dimana Efi lurus menuju Cilacap, dan Sumber Jaya tersebut belok kanan. Hmm… serasa naik bis jaman dahulu, ketika belum banyak jalan tol dan pantura sebagai andalannya.

Lepas Sampang pun masih konsisten di kecepatan 80-90 kpj, bahkan tadi ketika main dengan Sumber Jaya sempat menyentuh angka 100 kpj. Mantap nih emang, mematahkan anggapan awalku yang berpikir bis ini akan lemot

Stabil di kisaran angka ini, bahkan lebih

23.30 akhirnya tiba di Terminal Cilacap, Efi pun tidak masuk terminal melainkan puter balik menuju pool. Dan perjalananku belum usai.

Tinggalkan komentar